© jkj,gwww.itda.ac.id 2024

Detail Skripsi

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASPAL CURAH DENGAN METODE EOQ UNTUK MENUNJANG PROSES PRODUKSI ASPAL BETON PADA PT. SAMBAS WIJAYA (Studi Kasus Pada ”PT. Sambas Wijaya Purbalingga-Jawa Tengah”)
Penulis
ANDRI SETIYA BUDI
Pembimbing : - - -

ABSTRAK :
Pada PT. Sambas Wijaya, dalam pembuatan aspal beton memerlukan persediaan bahan baku khususnya persediaan aspal curah, untuk itu di dalam kebijaksanan persediaan bahan baku perlu direncanakan secara optimal, karena hal tersebut akan dapat mempengaruhi terhadap kelancaran proses produksi. Kekosongan persediaan dan kelambatan pemesanan bahan baku pada line produksi juga dapat menyebabkan terhentinya proses produksi yang sedang berjalan. Oleh sebab itu untuk dalam tahap pemesanan serta pengendalian persediaan bahan baku aspal curah harus tepat waktu, tepat jumlah dan dalam pelaksanaan laju produksinya. Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, maka pada PT. Sambas Wijaya sebagai perusahaan yang bergerak dalam pembuatan aspal beton perlu mengadakan kontrol terhadap persediaan bahan baku aspal curah. Salah satu teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode peramalan double exponential smoothing with linear trend dan linear regression serta metode EOQ (Economic Order Quantity) dan salah satu tujuan utama EOQ disini adalah mengendalikan persediaan bahan baku aspal curah serta memperkecil biaya total yang terkait dengan biaya pemesanan antara lain biaya simpan dan biaya kekurangan pada tingkat yang serendah-rendahnya. Untuk lead time pengiriman pesanan bahan baku aspal curah pada PT. Sambas Wijaya, dengan lead time yang bervariasi antara 3 sampai 15 hari kerja. Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka untuk metode peramalan yang digunakan, yaitu dengan menggunakan metode linear regression dengan hasil error sebesar 96,61037. Untuk jumlah pemesanan yang ekonomis (EOQ) untuk perhari dari bulan Januari sampai bulan Maret 2008 adalah pada bulan Januari sebesar 15 ton pada lead time 13 hari dengan total biaya antara (biaya simpan dan biaya kekurangan) akan minimal yaitu sebesar Rp 36.057.616,- , untuk bulan Februari sebesar 15 ton pada lead time 13 dengan total biaya antara (biaya simpan dan biaya kekurangan) akan minimal yaitu sebesar Rp 36.827.574,- dan untuk bulan Maret sebesar 15 ton pada lead time 13 dengan total biaya antara (biaya simpan dan biaya kekurangan) akan minimal yaitu sebesar Rp 37.604.000,- Untuk persediaan pengaman guna menghindari kehabisan bahan baku dari bulan kebulan pada Januari sampai Maret 2008 sebesar 68 ton/ bulan. Hal tersebut dilakukan mengingat sering terjadinya overhaul dari PT. Pertamina dan lead time pengiriman yang tidak pasti. Kata kunci : EOQ, lead time dan biaya persediaan.


Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi
Penulis : ANDRI SETIYA BUDI
NIM : 02020017
Foto :
File : [ Baca file skripsi ]
   

E-LibSTTA

Sistem Informasi Perpustakaan STTA Yogyakarta

© E-LibSTTA 2024